visiting

Kamis, 30 Mei 2013

Sebuah Jawaban...

Baru saja berakhir hujan yang dinanti
Hanya gerimis yang ia sisakan
Agar kau dapat segera datang
Agar ku dapat segera melihatmu
Namun, masih adakah sedikit senyum darimu diatas penantianku
Jika masih ada senyum itu
Jika masih ada ruang kosong dihatimu sedikit saja
Tolong bicaralah pada tanah membentang
Pada angin yang mengusik jiwa dan keangkuhan
Pada kerikil-kerikil yang biasa kau jajaki
Pada pohon lapuk diujung jalan sana
Kirimi aku isyarat
Walau sehalus udara, langit, awan, dan hujan
Setidaknya, niar ada tanda yang bisa aku baca
Dan rasa yang bisa aku raba
Jangan sepi yang hadir
Jangan semua yang membeku
Karena aku tak sedikitpun memahami duniamu

Audian Laili

rasa itu...

Aku suka menulis. Menurutku tulisan bukan hanya sederetan kata-kata yang tersusun menjadi kalimat kemudian mengutarakan pikiran orang-orang yang memunculkannya. Tulisan itu memiliki nyawa sendiri. Ya, itu menurutku. Tulisan itu sebenarnya memiliki pemikiran dan kehendak mereka sendiri. Pernah tidak kalian merasakan, terkadang saat menulis, apa yang dilakukan jari anda akan bergerak dengan begitu lihainya bahakn belum pernah terlintas dipikiran anda sebelumnya. Menulis itu memiliki hipnotisnya sendiri. Saat kita sudah mulai menulis, dia akan memberikan kita ide-ide dadakan yang belum ada saat kita belum menulai untuk menulis. Saat menulis pun dapat membuat kita mengingat semua hal yang belum pernah ataupun tidak ingin kita ingat. Aku suka menulis. Aku mencintainya. Sebuah tulisan tidak pernah berkhianat. Karena tulisan memiliki hati yang bersih. Nyawa mereka nyata, namun tidak pernah mendusta. Pikiran kitalah sebagai penulis dan yang menciptakan tulisan yang telah mengubah nyawa sebuah tulisan menjadi kotor dan terkadang tidak bermoral. Tulisan memang memiliki pikiran, hati, dan nyawa. Bentuknya nyata tapi tidak nyata. Tulisan tidak dapat menciptakan dirinya sendiri. Yah, itulah tulisan. Dan aku mencintainya.

Rabu, 29 Mei 2013

semilir

terkadang tidak dibutuhkan sepi saat ingin merasa sendiri, terkadang tidak dibutuhkan ramai saat merasakan sepi, tapi terkadang sendiri dibutuhkan untuk tau kalau kita kesepian. Selamat malam yang memilih sendiri (:)

Sabtu, 25 Mei 2013

Part 1

Di desa kecil dipinggiran Kota Burgerland, disebuah gubuk tua yang masih berdiri kokoh, hiduplah seorang anak perempuan lugu yang baik hati. Bersama ayahnya yang bekerja sebagai pedagang madu di sebuah kedai kecil, mereka tetap hidup penuh kebahagiaan. Loli, memelihara seekor peliharaan yang sangat ia sayangi, Mitci. Mitci sudah seperti anggota keluarga bagi Loli. Dan khayalan anak-anaknya membawa Loli kesebuah kepercayaan bahwa Mitci adalah jelmaan ibunya.
***
Disudut Kota Furtherhood, seorang anak laki-laki yang terkenal akan kecerdikannya dan suka membantu penduduk sekitar, selalu dipertemukan dengan masalah. Banyak pengusik yang mencoba mencuri sesuatu yang menurut mereka membantu Ber setiap kali menghadapi masalahnya. Ber hidup bersama sesosok makhluk yang selalu menemaninya, Don. Ber menganggap Don seperti saudara laki-lakinya sendiri. Don melindungi Ber, kapan dan dimanapun bocah itu berada.
***
Vilary adalah seoarng gadis kecil yang sangat pintar. Ia tinggal bersama neneknya, Bicany Voo. Nenek Bee adalah psikolog, walaupun usianya hampir mencapai satu abad, kondisinya selalu luar biasa sehat. Vilary juga memiliki seekor peliharaan bernama Odi. Sesosok makhluk serupa kucing yang memiliki bulu setebal domba. Matanya seperti burung hantu dan memiliki gading. Vilary sangat menyayangi Odi walaupun ia terus penasaran jenis makhluk seperti apa Odi sebenarnya.

penghuni H7B

micher...
Hari ini weekend pertamaku di kost baru. Dulu, awal-awal masuk, masih belum keliatan gimana kelakuan penghuni lama disini. Tapi hari ini, persis, semuanya keliatan. Tumpukan sampah seminggu, gak ada yang buang. Dapur berantakan, banjir, cipratan air kemana-mana. Peralatan masah gak dibalikin ketempatnya. Bungkus-bungkus makanan dan bumbu berserakan. HUUAAAAAA!!! Aku prediksikan bahwa si penjaga rumah ini sedang tidak ditempat. Gak mungkin rumah ini segitu berantakannya kalo ada Mas Danar dirumah. Sekian laporan weekend pertama di kost baru...

Cintai Islam, Islami Cinta...

Sebuah kisah yang menceritakan bagaimana seorang gadis mengenal agamanya lebih dalam karena dia tanpa sengaja jatuh cinta kepada seorang lelaki, yang sangat mengikat diri kepada agama dan kepercayaannya. Banyak halangan dan rintangan yang dia hadapi, semua hal-hal menyimpang yang jelas-jelas melanggar aturan agamanya dengan nekat dia lakukan, karena kebutaannya akan pesona lelaki ini. Nara, yang mulanya hanya menjadikan Farhan sebagai subjek untuk tulisannya, menjadi terlalu penasaran dan mencari tau tentang kehidupan Farhan, kemudian dia terjatuh. Farhan, yang mulanya tidak menyadari keberadaan Nara, tidak peduli lebih tepatnya, menjadi lemah dan merasa benteng pertahanannya telah runtuh, oleh dirinya sendiri. Farhan dan Nara tidak yakin mana yang diperbolehkan dan tidak. Mereka masih remaja yang patuh akan agamanya namun juga tidak bisa memungkiri hasrat untuk jatuh dan tergoda oleh keindahan anugrah yang diberikan Tuhan, CINTA. Akankah Farhan dan Nara mengikrarkan cinta mereka dalam ikatan suci menurut agama? Dan akankah mereka bertahan mematuhi aturan agamanya selama ikatan itu belum diikrarkan?

Everything, just like a dream

Mungkin kamu. Yang akan terus menggenggam tanganku. Menjadi mata dan telingaku. Menjadi tangan dan kakiku.
Mungkin kamu. Yang akan terus membuatku menunggu. Membuatku bersabar untuk diam. Membuatku memahami betapa lemahnya aku sebenarnya.
Mungkin kamu. Yang terus membuatku menangis. Memberikan kesakitan dan kepedihan. Menunjukkan kalau semua perasaan bisa berubah.
Mungkin kamu. Yang menjadi inspirasiku. Terus mengacuhkanku dan tidak peduli. Tetap menjaga jarak dan mempertegas kalau kau tidak terjangkau.
Mungkin kamu. Yang akan membuatku seperti budak. Yang menyerah dengan ego dan nafsu. Terus berkutat dengan perasaan tersiksa.
Mungkin kamu. Yang akan terus membuatku bodoh. Mempetahankan perasaan untuk kamu yang bahkan tidak peduli. Terlihat, tidak peduli.
Mungkin kamu. Yang akan memelukku saat aku tidak dapat menemukan diriku. Yang akan menjagaku saat aku tersesat. Yang akan selalu disampingku saat kita menghadapi kesulitan.
Mungkin kamu. Yang akan menjadi imamku. Yang akan menjadi seseorang kepercayaan Tuhan untuk melindungiku di dunia. Yang akan menjadi temanku, selamanya.
Tapi, mungkinkah aku? Mungkinkah aku menjadi yang kamu mau? Mungkinkah aku orang yang kamu cari? Mungkinkah aku wanita itu?

saat aku masih membicarakannya, aku masih peduli....

Kini hujan mulai reda. Meninggalkan rintik-rintik air yang jatuh membentuk lingkaran-lingkaran bergelombang digenangan. Teduh sebentar lagi menyapa, sebentar lagi. Dan aku tidak akan tau kapan lagi bisa bertemu dengan hujan. Saat hujan, aku melihat dan mendengarkan. Banyak hal-hal baru yang aku pelajari. Saat hujan, aku bertemu dengan hujanku. Dia membuatku belajar menerima dan bersabar. Seperti menunggu datangnya teduh, begitulah aku menunggu hujanku. Sekarang hujanku akan berhenti bersama hujan, dan aku akan menjadi teduh lagi. Hanya aku. Seperti teduh. Tapi bukankah setiap teduh yang ditinggalkan oleh hujan akan bertemu dengan sang pelangi? Tapi apakah pelangi selalu menghampiri teduh? Ataukah teduh akan selalu menunggu kembali hujannya datang? Kemudian menunggu dan menunggu sampai hujan itu pergi lagi dan meninggalkan teduh? Teduh tidak pernah mengharapkan adanya hujan. Tidak semua orang menyukai hujan. Tapi saat teduh menemukan hujan, saat itulah aku dapat melihat keindahan dibalik hujan, dan tentu saja, bahkan teduh pun melupakan teduh. Aku pun melupakan teduh.

Aku tidak tau kapan rintik-rintik ini akan benar-benar berakhir, dan apakah aku akan berharap melihat pelangi. Yang aku tau hanyalah aku tidak ingin ditinggalkan hujan. Itu saja. Hujan tidak pernah bersama teduh! Ya aku juga tau itu. Tapi aku bisa jadi mendung mungkin, ataukah kilat dan petir. Apa saja asalkan aku bisa terus bersama hujan, hujanku. Saat hujanku benar-benar pergi, aku tidak yakin apakah aku akan mengharapkan datangnya pelangi ataupun menginginkan pelangi. Pelangi dan hujan. Berbeda. Ya. Keduanya memiliki keindahan, tapi tidak. Teduh selalu mendambakan hujan, walaupun takdir kita tidak pernah disatukan.

Rabu, 01 Mei 2013

Show Time!

Hari ini, 12 jam dari sekarang, pementasan "Romantika dalam Gelap" akan dipersembahkan kepada para penonton yang telah membeli tiket dan memasukkan pementasan ini kedalam agenda kegiatannya. Semalem sudah dilaksanakan gladi bersih dan evaluasi besar sampai lewat tengah malem. Semoga hari ini, apa yang selama ini kita pelajari dan kita latih, dapat memberikan hasil yang memuaskan dan luar biasa. Semoga kita semua dapat mematahkan semua pemikiran-pemikiran sarkas orang-orang terhadap proses yang kita lakukan. Semoga apa yang ditakutkan menjadi penguat bagi kita semua. Semoga apa yang diragukan menjadi sesuatu yang luar biasa nantinya. Semoga ketidakpercayaan dan kecemasan yang terlihat jelas diwajah-wajah semalem itu bisa berganti menjadi senyum kagum dan bangga, terlebih kepada proses yang selama hampir 7 bulan ini kita lakukan. Bukan pengorbanan, bukan perjuangan, bukan apapun. Tapi keikhlasan, kesabaran, kebersamaan, dan terpenting lagi kekeluargaan. Harapan adalah apa yang kita inginkan sekarang. Usaha adalah apa yang bisa kita lakukan sekarang. Kepuasan adalah apa yang akan diberikan oleh Tuhan. Semoga....