visiting

Selasa, 02 April 2013

Keluarga, sebuah kata yang mengorbankan banyak makna....

  Disini, adalah keluarga. Mereka adalah orang-orang pertama yang menerima aku, bagaimana dan siapapun aku. Yang pertama memberikanku ruang untuk berkarya, menyuarakan pendapatku, belajar menciptakan sesuatu, belajar menerima anggota keluarga yang lain, belajar memahami berbagai macam perilaku dan sifat setiap orang. Disini, adalah keluarga. Mereka adalah orang-orang yang akan memberikan pendapat mereka tentang hal-hal apa yang sedang aku kerjakan. Yang akan memberikan tangan mereka, memberikan pemikiran mereka, memberikan seluaruh kemampuan mereka, untuk memperbaiki ataupun mengubah semua yang tidak pada seharusnya. Mereka yang membantuku membuka mata akan bagaimana kehidupan itu sebenarnya, dalam hal ini adalah berkesenian.
   Menurutku senia adalah soal rasa, passion, dan bagaimana berkomunikasi. Berkesenian, adalah kebebasan. Abstrak, tidak teratur, tidak terkotakkan, dan tidak memiliki warna, massa, satuan, ataupun tegangan. Seni, seperti angin pantai ataupun udara pegunungan. Bebas, melimpah dan tanpa batas. Seni adalah soal saling mengerti dan memahami. Keharmonisan dan estetika yang menjadi dewanya.
   Keluarga adalah wadaha berkesenian, SEHARUSNYA. Tapi aku akan memberikan sedikit informasi menurut sudut pandangku. Disini aku merasakan suatu keganjalan yang terjadi dalam sistem yang disebut 'keluarga' ini. Entah bagaimana kalimat yang pantas untuk aku bisa menggambarkan semuanya. Yang jelas adalah, adanya ketimpangan dibalik layar keseimbangan yang ditunjukkan. Semua keganjalan ini hanya berbentuk siluet yang terlihat fana, padahal sangat jelas dan pasti bahwa siluet itu adalah sesuatu yang sangat nyata. Sebuah ketimpangan dibalik keselarasan yang ada. Seharusnya ada yang bertanggung jawab atas ini. Yang seharusnya bertanggung jawab ataupun yang dipaksakan harus menjadi penanggung jawab. Entahlah, sekali lagi entahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar